Latar Belakang Desa Duwet

Wilayah Desa Duwet terletak pada wilayah perbukitan disebelah timur kota Malang. Dikarenakan letak geografis desa Duwet berada dilereng perbukitan menyebabkan sebagian besar daerah menjadi lahan kering saja.

Sejarah Desa Duwet

Desa Duwet adalah salah satu desa yang terletak tidak jauh dari lereng kaki Gunung Bromo, Semeru dan Tengger bagian barat. Dengan topografi berupa daratan dan perbukitan serta berada dalam ketinggian antara 700-1500 m dpl, sehingga kondisi desa ini betul-betul dingin dan sejuk.

Analisis Desa Duwet

Luas wilayah Desa Duwet adalah 799,216 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.

Senin, 01 Agustus 2016

Sejarah Desa Duwet

Sejarah Desa


Desa Duwet adalah salah satu desa yang terletak tidak jauh dari lereng kaki Gunung Bromo, Semeru dan Tengger bagian barat. Dengan topografi berupa daratan dan perbukitan serta berada dalam ketinggian antara 700-1500 m dpl, sehingga kondisi desa ini betul-betul dingin dan sejuk.
Awal Terbentuknya Desa Duwet
Pada saat penjajahan Belanda kekuasaan kerajaan tentu berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi kelompok-kelompok daerah kekuasaan, antara lain dengan adanya Desa, Kecamatan, Kadipaten, Kresidenan dan Gubernuran yang kesemuanya di bawah kekuasan dan komando langsung dari bangsa Belanda yang berkedudukan di Batavia.
Pada awalnya Desa Duwet terdiri dari 2 desa, yaitu Desa Duwet (yang terdiri dari 2 pedukuhan, yakni Kedampul dan Petungsewu) dan Desa Duwet Krajan (yang terdiri dari 3 pedukuhan, yakni Tosari, Duwet Krajan dan Duwet swaru). Kedua desa ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Desa dengan istilah Petinggi, yang diangkat oleh Belanda, silih berganti selama penjajahan Belanda.
Kemudian pada tahun 1930, mengingat Desa Duwet dahulu jumlah penduduk dan wilayahnya besar serta jarak antara desa yang satu dengan lain terlalu jauh, maka Pemerintah Belanda berkeinginan memecah Desa Duwet tersebut menjadi 2 bagian atau kepemimpinan Kepala Desa, yaitu dipecah menjadi Desa Duwet dan Desa Duwet Krajan yang kedua Desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Tumpang.
Dari waktu ke waktu Desa Duwet mengalami pergantian kepemimpinan atau Kepala Desa (Petinggi), asli putra daerah Desa Duwet hasil pemilihan dan ada yang dari luar desa (merupakan pejabat sementara/Karteker), akibatnya pembangunan Desa Duwet pada masa lampau dapat dikatakan lamban.
Pada prinsipnya setiap pejabat atau pemimpin Desa Duwet terdahulu mempunyai satu tujuan yang mulia, yakni ingin membangun dan memajukan desanya, akan tetapi karena situasi dan kondisi zaman pada waktu itu tidak mendukung menyebabkan pembangunan berjalan kurang kondusif. Banyak faktor penghambat pembangunan di desa ini, antara lain disebabkan oleh :
  1. Kepala Desa atau Petinggi pada zaman Penjajahan Belanda hanya berperan sebagai boneka penguasa saja;
  2. Kepala Desa yang menjabat pasca perang kemerdekaan (revolusi fisik) tidak dapat berbuat banyak dalam bidang pembangunan karena kondisi masyarakat secara umum masih trauma akibat perang, kemudian belum adanya aturan pemerintahan yang pasti dan karena pemerintahan yang masih belum stabil;
  3. Kepala Desa setelah terjadinya peristiwa G 30 S/PKI kurang optimal dalam menjalankan tugasnya karena Kepala Desa di Duwet pada waktu itu terlibat langsung dalam peristiwa G 30 S tersebut, kemudian sebagai pejabat sementara (karteker) yang ditunjuk hanya fokus pada pemulihan keadaan, stabilitas keamanan dari gangguan politik (SARA) dan penguasaan perekonomian oleh golongan tertentu. Serta waktu menjabatpun relatif singkat sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri.
Dari tahun ke tahun seiring perubahan zaman, baru pada sekitar tahun 1968 pembangunan Desa Duwet berangsur-angsur pulih dan hambatannya berkurang. Sehingga kepemimpinan Kepala Desa dalam membangun desanya mulai tertata, terarah, dan mengacu pada aturan daerah yang pasti.
Adapun pejabat Kepala Desa (Petinggi) yang pernah memimpin di Desa Duwet adalah sebagai berikut :
NO.
NAMA PEJABAT
JABATAN
MASA BHAKTI
PROSES
1
SARTO
PETINGGI
Tidak Tahu (Belanda)
-
2
SAMUNAH
PETINGGI
3
RAMBATI
PETINGGI
4
TA’IB PRAMUDITO NOTO
KEPALA DESA
1968 – 1989
Ditunjuk
5
MUSIKAN KARYO PRANOTO
KEPALA DESA
1990 – 1998
Pemilihan
6
TASRIP
KEPALA DESA
1999 – 2007
Pemilihan
7
SODIKIN
KEPALA DESA
Juli 2007 – sekarang
Pemilihan
Demikianlah sejarah panjang terbentuknya Desa Duwet sampai pada para pemimpinnya, untuk menjadi sumber sejarah dan informasi bagi siapa saja yang berkepentingan.

Latar Belakang KKN

BAB I
PENDAHULUAN
    1. LATAR BELAKANG


Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian dari kurikulum yang ada di perguruan tinggi yang wajib diambil oleh mahasiswa. Program KKN ini dilaksanakan pada setiap tahun oleh mahasiswa semester tujuh Universitas Kanjuruhan Malang. KKN merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi pada masyarakat. Hal ini searah dengan tujuan dan misi KKN yang merupakan pemberdayaan masyarakat dimana masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam memajukan daerah masing-masing bersama dengan mahasiswa. Tujuan dan misi KKN sebagai pemberdayaan masyarakat menjadi dasar perumusan program kerja oleh mahasiswa, sehingga program Kulia Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu bagian dari program pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi. Dengan demikian perguruan tinggi, mahasiswa, serta masyarakat dapat berinteraksi dan bekerjasama secara sinergis.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) diakui sebagai salah satu sarana untuk menerapkan tridharma perguruan tinggi secara lebih komprehensif. Oleh karena itu, KKN diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik bagi masyarakat maupun mahasiswa. Dengan kegiatan KKN dapat memberdayakan masyarakat melalui rencana kegiatan atau program kegiatan yang tepat dan efektif agar maksud dan tujuan yang diinginkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat desa. Sehingga setiap program kerja yang telah direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang diperlukan masyarakat desa, mahasiswa harus mampu beradaptasi dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam kehidupan masyarakat di pedesaan tersebut dalam hal ini masyarakat Desa Duwet, Kecamatan Tumpang. Mahasiswa pelaksana program KKN pun dapat memperoleh pengalaman nyata yang didapatkan langsung dari masyarakat sehingga dapat memperkaya pengalaman teoritis yang diperoleh di perguruan tinggi.
Sebelum kegiatan KKN dilaksanakan, terlebih dahulu mahasiswa melakukan observasi tempat yang akan digunakan untuk KKN. Untuk mendapatkan gambaran secara langsung mengenai kondisi desa, baik secara geografis, budaya, maupun tentang pertaniannya, mahasiswa melakukan observasi langsung di Desa Duwet. Kegiatan observasi ini dilakukan agar mahasiswa memperoleh gambaran mengenai keadaan wilayah dan kegiatan yang akan dilakukan di desa tersebut. KKN ini akan dilaksanakan mulai tanggal 18 Juli 2016 sampai dengan 27 Agustus 2016 di Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
1.2 TUJUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sarana dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mencetak sarjana yang tidak hanya berkompeten di bidang studi masing –masing namun juga mencetak sarjana yang terampil dan peduli terhadap lingkungan sekitar seperti di daerah pedesaan dalam rangka membantu memberdayakan dan memajukan desa. Secara umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai berikut :
  1. Melaksanakan terapan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sains IPTEKS secara team work dan interdisipliner dalam berbagai program pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung solusi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan kehidupan masyarakat binaan secara mandiri dan berkelanjutan
  2. Menguasai berbagai cara berpikir dan bekerja multidisipliner dan lintas sektoral, menggunakan hasil pendidikan dan penelitian bagi aktifitas pembangunan pada umumnya serta mengembangkan masyarakat belajar (learning society) pada khususnya. KKN juga diasrahkan untuk mencari solusi atas kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam proses pembangunan serta keseluruhan konteks masalah pemberdayaan masyarakat sehingga mampu mengimplementasikan peran sebagai pendidik, praktisi dan pengelola program pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat binaan.
  3. Mampu mengambil keputusan dan mengembangkan inovasi yang tepat berdasarkan analisis ilmiah, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok dalam pelaksanaan program pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat binaan.
  4. Bertanggung jawab dalam pengembangan pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat binaan dalam upaya peningkatan daya koperatif yang selaras dengan nilai dan jiwa Pancasila demi kesejahteraan bangsa, secaa mandiri dan berkelanjutan, serta dapat diberi tanggung jawab atas caaian kinerja lembaga secara profesional dan akuntabel.
    1. MANFAAT KULIAH KERJA NYATA (KKN)
Manfaat Bagi Mahasiswa
  1. Memberikan pengelaman belajar dan bekerja kepada para mahasiswa tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di luar kampus.
  2. Melatih para mahasiswa agar lebih terampil dalam memecahkan masalah yang ada di dalam masyarakat agar dapat mampu memberdayakan masyarakat desa itu sendiri.
  3. Mendalami penghayatan mahasiswa terhadap manfaat ilmu pengetahuan yang dipelajari bagi pelaksanaan pembangunan.
  4. Melalui pengelaman belajar dan bekerja dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat secara langsung, akan menumbuhkan sifat profesional pada diri mahasiswa.
  5. Mengdalami dan menghayati adanya hubungan ketergantungan dan keterkaitan kerjasama antar sektor.
Manfaat Bagi Masyarakat, Mitra dan Pemerintahan Daerah
  1. Memperoleh bantuan pemikiran dan ilmu pengetahuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
  2. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan pembangunan.
  3. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
  4. Memajukan institusi.
  5. Terbentuknya link and match antara dunia pendidikan tinggi dengan masyarakat sebagai stakeholder.
Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
  1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswanya dengan proses pembangunan di tengah –tengah masyarakat sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pembangunan ilmu pengetahuan yang diasuh di perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata dari pembangunan.
  2. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian 
  3. Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa, dapat menelaah dan merumuskan keadaan/ kondisi masyarakat yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta dapat mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata.
  4. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan instasi terkait atau departemen lain melalui kerjasama mahasiswa yang melaksanakan.
    1. METODE PENGUMPULAN DATA
  1. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati segala perilaku masyarakat dan keadaan masyarakat untuk mendapatkan gambaran serta untuk melakukan tindakan apa yang seharusnya dilakukan nantinya dalam membantu masyarkat di desa tersebut.
  1. Wawancara (Interview)
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap. Dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung kepada Kepala Desa, Kepala Dusun dan perangkat desa lainnya untuk mendapatkan informasi tentang desa tersebut.
    1. IDENTIFIKASI DESA DUWET
1. Sumber daya alam
  1. Letak Geografis
Wilayah Desa Duwet terletak pada wilayah perbukitan disebelah timur kota Malang, dengan koordinat -8.0140, 112.4735 dengan luas wilayah sebesar 1,213 ha. Dikarenakan letak geografis desa Duwet berada dilereng perbukitan menyebabkan sebagian besar daerah menjadi lahan kering saja.
  1. Batas Wilayah
  1. Sebelah Utara : Desa Benjor
  2. Sebelah Timur : Desa Duwet Krajan
  3. Sebelah Selatan : Desa Duwet Krajan
  4. Sebelah Barat : Desa Tulus Ayu

  1. Pembagian wilayah Desa Duwet
Wilayah Desa Duwet terdiri dari 2 dusun dengan didalamnya berisi 4 Rukun Warga dan 28 Rukun Tetangga, yang menjadi wilayah administrasi desa.
  1. Sumber Daya Alam dan Suber Daya Manusia

  1. Sumber daya alam didesa duwet menjadi modal dasar dalam menunjang perekonomian masyarakat desa, serta menjadi tiang pendukung dalam proses pembangunan desa Duwet.
  2. Sumber daya manusia didesa Duwet sebagian besar di dominasi sebagai buruh tani dikarenakan sebagian besar lahan didaerah Duwet sangatlah subur.
Sumber daya alam dan bidang pekerjaan masyarakat desa Duwet dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Nama DesaSumber PendapatanKomoditi Produk UnggulanPerkebunanPerikananPeternakanPedagangPNS
DuwetPertanianApel , Jagung20006710

Nama DesaTNI / PolriPenambanganBuruh PabrikBuruh TaniBuruh BangunanJasaLainnyaJumlah
Duwet2596682381198993
                                                                           Tabel1.2
  1. Sarana Prasarana

Sarana Prasarana merupakan pelaku Utama pelaksanaan pembangunan di desa, tentunya peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi faktor utama dalam terwujudnya pembangunan desa. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini, merupakan sarana yang telah ada di desa Duwet.
Jumlah Taman Kanak – kanak Dan Sekolah Dasar
Tabel 1.3
Nama DesaTaman Kanak – KanakSekolah Dasar
NegeriSwastaJumlahNegeriSwastaJumlah
Duwet022202
Jumlah SMP Dan SMU / Sederajat
Tabel 1.4
Nama DesaSMP / SederajatSMU / Sederajat
NegeriSwastaJumlahNegeriSwastaJumlah
Duwet101000






Jumlah Sarana Kesehatan Di Desa Dan Keberadaan Puskesmas Keliling
Tabel 1.5

Nama Desa
Banyaknya Sarana Kesehatan
Rumah SakitRumah Sakit BersalinPoliklinikPuskesmasPuskesmas PembantuTempat Praktek Dokter
Duwet000000


Tabel 1.6
Nama DesaBanyaknya Sarana Kesehatan
Tempat Praktek BidanPosyanduPolidesApotikToko Obat KhususPuskesmas Keliling
Duwet141000







Jumlah Sarana Peribadatan

Tabel 1.7
Nama Desa
Banyaknya Tempat Ibadah
MasjidLanggarGereja KristenGereja KatolikPuraViharaKlenteng
41600000